TARAKAN – Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, mengisi Pengajian Gabungan Muhammadiyah yang dipusatkan di Masjid Al-Amin, Tarakan, Sabtu (6/9/2025). Kegiatan tersebut digelar setelah dirinya meresmikan dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) SMA Muhammadiyah Tarakan.
Pengajian dihadiri warga persyarikatan Muhammadiyah, jamaah Masjid Al-Amin, serta simpatisan Muhammadiyah. Dalam kesempatan itu, Sayuti membawakan tema “Bersyukur dalam Muhammadiyah”. Ia menekankan pentingnya rasa syukur karena Allah telah memilih umat kita untuk berada dalam Muhammadiyah.
Persyarikatan Muhammadiyah menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, organisasi yang berdiri pada 1912 ini bergerak di berbagai pelayanan mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, sampai ekonomi.
Catatan menarik dari organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan ini sekarang memiliki 163 perguruan tinggi, serta ribuan amal usaha bidang pendidikan, dan 126 rumah sakit, serta sudah tersebar di lebih dari 30 negara di dunia. Bahkan juga memiliki perguruan tinggi di Malaysia, dan sekolahan di Australia.
Di balik angka-angka besar itu, menurut Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti ada perjuangan, pengorbanan, jihad dan aksi-aksi heroik lainnya yang dilakukan tidak hanya oleh PP, tapi juga wilayah, daerah, cabang, sampai ranting Muhammadiyah
“Kenapa kita harus bersyukur? Karena Muhammadiyah telah berusia 116 tahun dan mampu bertahan hingga saat ini dengan capaian luar biasa. Muhammadiyah memiliki lebih dari 5.300 sekolah, 440 pesantren, serta 126 rumah sakit, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri,” ungkap Sayuti.
Ia mencontohkan keberadaan Muhammadiyah Australia College dengan aset tanah seluas 10 hektare yang sepenuhnya milik Muhammadiyah. Menurutnya, salah satu kunci keberlangsungan persyarikatan adalah keikhlasan warga yang mewakafkan tanah dan harta tanpa mengatasnamakan pribadi maupun pemerintah.
“Keikhlasan dan sifat amanah itulah yang membuat Muhammadiyah mampu bertahan. Selain itu, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan tajdid atau pembaruan, yang senantiasa beradaptasi dengan perubahan,” tegasnya.
Lebih jauh, Sayuti mengingatkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan ilmu. Pengajian dan majelis taklim, katanya, harus terus hidup hingga ke pelosok negeri. Ia menekankan pentingnya investasi ilmu agar umat Islam tidak tertinggal.
“Umat Islam saat ini ketinggalannya kebangetan. Oleh karena itu Belajarlah sejauh-jauhnya dan kembali ke Muhammadiyah,” pesannya.
Dalam ceramahnya, Sayuti juga menggarisbawahi empat gerakan utama Muhammadiyah, yakni gerakan dakwah, gerakan tajdid, gerakan ilmu, dan gerakan amal. Keempat gerakan tersebut, menurutnya, harus terus dijalankan agar Muhammadiyah tetap menjadi khairu ummah atau umat terbaik.
Komp. Masjid Al-Amin Jl. Yos Sudarso
Kota Tarakan, Kalimantan Utara
pwm.kalimantanutara@gmail.com
© Media dan Komunikasi PWM Kalimantan Utara